Baca Juga
Indonesia saat ini menjadi sorotan publik dan peringatan bahaya pelecehan seksual pada anak. Dibalik semua yang telah terjadi terdapat lingkaran kekerasan yang seringkali tak terlihat. Sebagian pelaku mungkin dulunya juga seorang korban. Tapi, menjadi korban tidak pernah membenarkan seseorang untuk menjadi seorang pelaku. Pemerintah harusnya tegas terhadap masalah yang terjadi saat ini. Salah satunya segala bentuk kekerasan dan konten - konten pelecehan seksual melalui dunia digitalisasi.
Ingat, bahwasanya munculnya grup komunitas facebook bernama “fantasi sedarah” ditemukan dan diikuti oleh lebih dari 30 ribu anggota, yang isinya pengakuan dan curhatan soal hasrat dominasi seksual ke keluarga kandung. Hal ini bukan konten aneh yang bisa dianggap biasa saja, tapi ini adalah bentuk dan kategori kekerasan.
Faktanya rumah tidak selalu menjadi ruang aman dan nyaman untuk mayoritas orang. Justru pelaku bisa bermunculan dari keluarga terdekat. Selanjutnya ialah kekerasan seksual itu soal dominasi kuasa bukan lagi soal korban yang menggoda. Tau nggak? Kekerasan seksual itu soal mengontrol korban dan menghakimi pelaku dengan ganjaran setimpal supaya jera. Namun, kekerasan seringkali tidak memandang Gender dan usia. Selain itu, alat dominasi - tubuh anak dan perempuan seringkali dijadikan target karena dianggap paling lemah dan bisa dikontrol.
Realita yang ada di indonesia saat ini ialah pelaku - pelaku terdekat inilah yang mereka gunakan untuk menekan, mengancam, memanipulasi bahkan mengendalikan korban. Sehingga, dapat kita resapi dengan mempertanyakan hal ini “Masih berharap apa untuk membuat korban terbuka dan bicara soal apa yang ia rasakan?”
Jangan harap!
Hal itulah yang menjadikan korban sulit berbicara, sulit percaya dan sulit untuk diselamatkan jiwanya, fisiknya dan juga mentalnya. Selanjutnya adalah canggihnya dunia digitalisasi yang membuat semua masyarakat secara mudah dan gamblang untuk mengakses aneka konten, salah satunya adalah kekerasan seksual. Grup fantasi sedarah itu tidak akan muncul dari ruang hampa. Akan tetapi hal tersebut mampu berkembang dan bertahan didalam sebuah sistem yang memiliki tujuan untuk memperluas jangkaun dan masa.
Inget, akan bahaya kasus kekerasan seksual yang telah terjadi di indonesia. Hal ini, bukan cuma soal kasus yang lagi viral lalu semua elemen masyarakat, aparat pemerintah, praktisi, influencer dsb berbondong - bondong mengaungkan informasi ini. Tapi ini menjadi cerminan bobrok dan rusaknya ekosistem negara kita. Grup ini bisa saja dibubarkan akan tetapi, pola pikir, relasi kuasa dan sistem akan tetap hidup jika :
Kita hanya diam tidak ikut berpartisipasi menggaungkan berita ini
Kita menyalahkan korban tanpa memberikan dampingan dan ruang aman
kurang tegasnya kebijakan negara yang fokus pada kekerasan seksual pada anak
Maka, kasus kasus tersebut mampu memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Kasus kekerasan seksual dan child grooming mampu menyebabkan anxiety atau kecemasan pada anak. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh pelaku yang tertarik pada korban. Selain itu, korban akan mengalami sulit tidur, kesulitan untuk berkonsentrasi dan akan memicu kondisi mental pada anak untuk menarik diri dari lingkungan sekitar, tidak komunikatif, mudh marah dan kesal.
So, yang bisa kita lakukan sebagai seorang pekerja sosial profesional adalah pencegahan dan edukasi dengan mengembangakn dan menyampaikan program edukasi kepada semua elemen masyarakat serta meningakatkan kesadaran masyarakat melalu advokasi sosial tentang bahaya child grooming dan kekerasan pada anak. Melatih orang tua untuk memberikan pola asuh aman dan suportif, komunikasi efektif kepada anak dan cara mengenai potensi dan resiko dilingkungan sekitar anak.
Selain itu, pekerja sosial dituntut untuk mengidentifikasi dini dan melakukan intervensi secara mendalam kepada korban.tujuanya untuk membangun hubungan yang aman dan terpercaya, meningkatkan kemampuan observasi dan melakukan asessmen risiko untuk menganlsisi secara komprehensif dan laporan khusus untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan kebutuhan perlindungan anak. Melakukan penanganan kasus secara mendalam dan melakukan kolaborasi dengan aparat penegak hukum untuk proses invstigasi dan penuntutan pelaku, memberikan dukungan psikologis dan akses kesehatan lainya.
Beberapa hal tersebut bisa diaplikasikan oleh seorang pekerja sosial untuk mengatasi child grooming dan kekerasan pada anak. Semuanya memerlukan tahapan dan pendekatan multidisiplin dan kerja sama yang solid antas semua pihak. Untuk mencapai terwujudnya indonesia aman, damai dan terhindar dari kasus kekerasan seksual pada anak dan child grooming di Indonesia.
semoga bermanfaat dan selamat membaca.
comment 0 comments
more_vert