Baca Juga
Ketika mengulas
mengenai kepemimpinan kita akan tertuju dengan laik – laki. Hal ini, sudah
menjadi bagin stigma masyarakat yang tidak bisa di hindari. Kepemimpinan memiliki
kemampuan minim wawasan dan pengalaman yang relative rendah. Banyak yang
berasumsi bahwasanya perempuan memiliki keterbatasan ruang dan hanya berfokus
pada domestic saja. Sehingga kiprah wanita dalam organisasi yaitu seperti 2 sisi
mata uang yang sangat dilematis. Maka, seringkali perempuan berjuang untuk
merealisasikan berbagai mimpi untuk menunjang jiwa leadership yang berkompeten,
namun pengakuan public susah untuk didapatkan.
Padahal jika kita
lansir kepemimpinan perempuan salalu mengedepankan pada institusi dan empati
untuk mengambil keputusan. Untuk itu, bagaimana kita sebagai golden age mampu
berkiprah dalam ranah public. Hal itu mampu di realisasikan dengan kerja keras
serta komitmen yang tinggi untuk membangun persepsi masyarakat bahwa perempuan
mampu berpartisipasi untuk menjadi seorang pemimpin dalam berbagai ranah public.
Dengan adanya
emansipasi perempuan menjadi bukti bahwa banyak perempuan hebat yang ikut serta
untuk membnagun sebuah peradaban. Banyak kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengurangi diskriminasi gender seperti :
- Secara
kultural diperkuat dengan interpertasi bahwa perempuan menjadi subordinat
terhadap laki – laki
- Akses
perempuan terhadap eknomi dan informasi sangatlah minim
- Munculnya
berbagai doktrin pencitraan perempuan yang dipaksakan
- Rasa
percaya diri yang kurang
- Kurangnya
relasi dan keterbatasan ruang
Maka, dalam
kepemimpinan yang dijalankan perempuan tentu saja ada tantangan dan rintangan
yang dihadapi seperti halnya, banyak anggapan atau sitgma masyarakat perihal “woman
empowerment”. Dengan adanya stigma serta berbagai tantangan yang dihadapi
wanita dalam proses aktulisasi diri memunculkan tantangan reformasi dan
globalisasi. Dengan berbagai tantangan tersebutseorang pemimpin harus mampu
mengelola segala tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga,
dengan adanya berbagai tantangan dan rintangan tersebut menjadi bekal perempuan
untuk memulai untuk mengaktulisasikan dirinya dengan mengembangkan potensi
kepemimpinan.
comment 0 comments
more_vert